PENDAHULUAN
BAB
I
1.1 Latar
Belakang
Komunikasi
terapeutik merupakan cara yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia
dan bermanfaat dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit, sehingga komunikasi harus dikembangkan secara
terus – menerus ( Kariyo, 1998 ).
Hubungan
antara perawat dan klien yang terapeutik
bisa terwujud dengan adanya interaksi yang terapeutik antar keduanya, interaksi
tersebut harus dilakukan sesuai dengan tahapan – tahapan baku interaksi Pelayanan
kesehatan menggunakan komunikasi yang langsung seperti pelayanan kesehatan.
Terapeutik
perawat klien, tahapan itu adalah tahap
pre orientasi, tahap orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi ( Stuart and
Sunden.1998 ).
Pelayanan
kesehatan menggunakan komunikasi yang langsung seperti pelayanan kesehatan,
Rumah Sakit merupakan tempat untuk
mendapatkan pelayanan baik yang bersifat medik maupun keperawatan.
1.2 Tujuan
Tujuan
dalam pembuatan makalah tentang komunikasi teraupetik meliputi dua bagian
yaitu:
1.2.1
Tujuan umum :
-
Menambah wawasan tentang pelaksanaan
hubungan teraupetik
-
Memberikan pengertian komunikasi
teraupetik, penjelasan hubungan teraupetik
-
Menjadikan makalah ini sebagai sumber
referensi bacaan
1.2.2
Tujuan khusus :
-
Memenuhi salah satu tugas individu mata
kuliah Komunikasi Dalam keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pelaksanaan KomunikasiTerapeutik
Hasil
penelitian bahwa sebagian besar perawat sudah
melaksanakan komunikasi terapeutik
dari tahap orientasi samapi ke tahap terminasi walaupun belum
dilaksanakan tahapan baku komunikasi terapeutik.
1. Tahap Orientasi.
Sebagian
besar responden menyatakan perawat
melaksanakan komunikasi terapeutik, namun masih ada perawat yang belum
memperkenalkan diri, belum menanyakan panggilan kesukaan klien dan tidak menjelaskan tujuan dan waktu yang dibutuhkan
dalam melaksanakan kegiatan.
ketidakmampuan untuk membangun dan memelihara hubungan saling percaya
akan menimbulkan masalah seperti seseorang bisa kehilangan harga diri, merasa
tidak yakin pada diri sendiri, menjadi sangat cemas, dan kemudian bertingkah
laku diluar kebiasaannya atau sulit untuk dipahami ( Nurjanah, 2001 ).
2. Tahap Kerja
Sebagian
besar perawat melaksanakan komunikasi
terapeutik. Dengan adanya perawat yang belum
melaksanaan komunikasi terapeutik pada tahap ini memungkinkan hubungan
terapeutik belum terwujud, kegiatan pada tahap ini diantaranya tidak memberikan
kesempatan klien untuk bertanya. Sehingga dapat
menghambat pekerjaan perawat
dalam menyelesaikan masalah klien (Nursalam, 2002 ).
3.
Tahap Terminasi
Sebagian
besar perawat melaksanakan komunikasi terapeutik pada tahap terminasi. Respon
klien sangat dipengaruhi oleh kemampuan perawat untuk terbuka, sensitif, empati
dan responsif pada perubahan kebutuhan klien. Tahap terminasi adalah saat untuk
mengubah perasaan dan memori serta mengevaluasi kemajuan klien dan tujuan yang
telah dicapai. Tingkatkepercayaan dan keintiman menjadi lebih tinggi,
menggambarkan kualitas hubungan perawat dan klien ( Nurjanah, 2001 ).
Analisis diskriptif responden
tentang pelaksanaan komunikasi terapeutik
pada tahap terminasi menyatakan bahwa masih ada sebagian perawat yang
belum menyimpulkan hasil wawncara, tidak memberikan reinforcemen positip kepada
klien dan tidak merencanakan tindak lanjut dengan klien.
2.2
Kepuasan Klien Tentang Komunikasi Terapeutik
Sebagian
besar responden menyatakan puas tentang komunikasi terapeutik yang dilaksanakan
perawat. Adanya klien yang puas dan
tidak puas menunjukkan adanya perbedaan persepsi dari masing-masing klien,
karena masing-masing klien memiliki harapan yang berbeda satu sama lain.
Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil
membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya
dengan harapan seseorang (Hafizzurahman. 2004 ).
A.
Hubungan Pelaksanaan Komunikasi
Terapeutik Dengan Kepuasan
Hasil
analisis didapatkan ada hubungan bermakna antara pelaksanaan komunikasi
terapeutik dengan kepuasan.
Hasil
X 2 = 12.627 berdasarkan level segnifikan 0.05 yang dinyatakan dalam tabel
chi-square dengan df = 1 adalah = 3.841
dan nilai p-Value= 0,000. Komunikasi terapeutik adalah
komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan
untuk kesembuhan klien ( Purwanto H, 1998 ).
tingkat kepuasan adalah suatu
tingkat perasaan klien yang timbul akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang
diperolehnya setelah klien membandingkan dengan apa yang diharapkan ( Arwani,
2003 ) .
Menurut
hasil penelitian ini, walaupun klien cenderung merasa puas terhadap aspek
komunikasi yang dilakukan oleh perawat yang dinilainya namun perlu di berikan
solusi bagi perawat yang belum melaksankan komunikasi terpeutik saat
berinteraksi dan menerapkan pola komunikasi yang efektif saat melakukan
tindakan keperawatan karena mempengaruhi pelayanan keperawatan yang diterima
klien selama dirawat .
B. Hubungan
Pelaksanaan Dengan Tingkat Kepuasan Tentang Komunikasi Terapeutik Pada Tahap
Orientasi
Hasil
analisis didapatkan ada hubungan bermakna antara pelaksanaan komunikasi
terapeutik pada orientasi dengan kepuasan. Hasil X2 = 9.576 berdasarkan level
segnifikan 0.05 yang dinyatakan dalam tabel chi-square dengan df = 1 adalah
= 3.841 dan nilai
p-Value= 0,002.
Dalam
tahap ini perawat memperkenalkan dirinya, peran yang diharapkan klien, tanggung
jawab perawat dan klien ( Stuart and Sunden 1998 ) . Klien yang datang ke IGD adalah klien yang sedang mengalami
masalah kesehatanya dan dalam kondisi ini klien sangat sulit untuk
diajak berkomunkasi, tetapi perawat harus tetap berusaha untuk tetap
berkomunikasi dengan klien dan pada tahap ini yang dilakukan adalah mengucapkan
salam, menjelaskan waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan serta
menjelasakan tujuan dan tindakan yang akan dilakukan. Perawat dapat melakukan
kegiatan memperkenalkan diri, peran dan tanggung jawabnya setelah klien merasa nyaman.
C.
Hubungan Pelaksanaan Dengan Tingkat
Kepuasan Tentang Komunikasi Terapeutik Pada Tahap Kerja
Hasil
analisis didapatkan ada hubungan bermakna antara pelaksanaan komunikasi
terapeutik pada tahap kerja dengan
kepuasan.Hasil X 2 = 5.197 berdasarkan
level segnifikan 0.05 yang dinyatakan dalam tabel chi-square dengan df = 1
adalah = 3.841 nilai p-Value= 0,023.
Pada
tahap ini dimana perawat melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan dan
menolong klien dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dialami,
meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab terhadap diri klien ( Stuart and
Sunden. 1998 ) .
D. Hubungan
Pelaksanaan Dengan Tingkat Kepuasan Tentang Komunikasi Terapeutik Pada Tahap
Terminasi.
Hasil
analisis didapatkan ada hubungan bermakna antara pelaksanaan komunikasi
terapeutik pada tahap terminasi dengan kepuasan. Hasil X 2 = 10.016
berdasarkan level segnifikan 0.05 yang dinyatakan dalam tabel chi-square
dengan df = 1 adalah = 3.841. dan nilai
p-Value= 0,002
Pada
tahap terminasi, perawat menghentikan interaksi sementara maupun interkasi
akhir dengan klien dan tugas perawat adalah mengevaluasi kegiatan kerja yang
telah dilakukan dan merencanakan tindak lanjut dengan klien serta mengakhiri
terminasi dengan baik ( Stuart and Sunden. 1998 ) . Setelah dilakukan
kegiatan–kegiatan pada tahap sebelumnya perawat mengajak klien berdiskusi untuk
menindak lanjuti kegiatan selanjutnya, apakah klien masuk ruang rawat inap,
berobat jalan atau kontrol ke poly spesialis, dibolehkan pulang ataupun pindah
ke Rumah Sakit lain atas permintaan dari pihak keluarga klien. Pada tahap ini
kegiatan yang dilakukan perawat adalah menyimpulkan hasil kegiatan sebelumnaya,
merencakan tindak lanjut selanjutnya dan
mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik.
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Hubungan
antara perawat dan klien yang terapeutik
bisa terwujud dengan adanya interaksi yang terapeutik antar keduanya,
interaksi tersebut harus dilakukan
sesuai dengan tahapan – tahapan baku interaksi Pelayanan kesehatan menggunakan
komunikasi yang langsung seperti
pelayanan kesehatan.
Kepuasan
Klien Tentang Komunikasi Terapeutik :
a. Hubungan
Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Dengan
Kepuasan
b. Hubungan
Pelaksanaan Dengan Tingkat Kepuasan Tentang Komunikasi Terapeutik Pada Tahap
Orientasi
d. Hubungan
Pelaksanaan Dengan Tingkat Kepuasan Tentang Komunikasi Terapeutik Pada Tahap Terminasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi Dalam
Perspektif Teori dan Praktek,
UPT Universitas
Muhamadiyah Malang. 2008.
2. Ari Kunto. S. Prosedur Penelitian : Suatu
Pendekatan Perawat, Rineke Cipta,
Jakarta. 2002.
3. Hafizzuraman. S. Pengukuran Kepuasan Suatu
Institusi Kesehatan Jurnal
MajalahKedokteran Indonesia Volume 54. 2004.
4. Kariyo, Pengantar Komunikasi Bagi Siswa Perawat,
EGC. Jakarta.1998.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar