Kamis, 31 Oktober 2013

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN ”HUBUNGAN TERAUPETIK DENGAN KEPUASAN KLIEN”


PENDAHULUAN
BAB I

1.1  Latar Belakang

Komunikasi terapeutik merupakan cara yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia dan bermanfaat dalam melaksanakan pelayanan  kesehatan di Rumah Sakit, sehingga komunikasi harus dikembangkan secara terus – menerus ( Kariyo, 1998 ). 
Hubungan antara perawat dan klien  yang terapeutik bisa terwujud dengan adanya interaksi yang terapeutik antar keduanya, interaksi tersebut harus dilakukan sesuai dengan tahapan – tahapan baku interaksi Pelayanan kesehatan menggunakan komunikasi yang langsung seperti  pelayanan kesehatan.
Terapeutik perawat klien, tahapan  itu adalah tahap pre orientasi, tahap orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi ( Stuart and Sunden.1998 ).  
Pelayanan kesehatan menggunakan komunikasi yang langsung seperti pelayanan kesehatan, Rumah Sakit  merupakan tempat untuk mendapatkan pelayanan baik yang bersifat medik maupun keperawatan.

1.2  Tujuan

Tujuan dalam pembuatan makalah tentang komunikasi teraupetik meliputi dua bagian yaitu:
1.2.1                    Tujuan umum :
-          Menambah wawasan tentang pelaksanaan hubungan teraupetik
-          Memberikan pengertian komunikasi teraupetik, penjelasan hubungan teraupetik
-          Menjadikan makalah ini sebagai sumber referensi bacaan
1.2.2             Tujuan khusus :
-          Memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah Komunikasi Dalam keperawatan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pelaksanaan KomunikasiTerapeutik

Hasil penelitian bahwa sebagian besar perawat sudah  melaksanakan komunikasi terapeutik  dari tahap orientasi samapi ke tahap terminasi walaupun belum dilaksanakan tahapan baku komunikasi terapeutik. 

 1. Tahap Orientasi.
Sebagian besar  responden menyatakan perawat melaksanakan komunikasi terapeutik, namun masih ada perawat yang belum memperkenalkan diri, belum menanyakan panggilan kesukaan klien dan tidak  menjelaskan tujuan dan waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan.  ketidakmampuan untuk membangun dan memelihara hubungan saling percaya akan menimbulkan masalah seperti seseorang bisa kehilangan harga diri, merasa tidak yakin pada diri sendiri, menjadi sangat cemas, dan kemudian bertingkah laku diluar kebiasaannya atau sulit untuk dipahami ( Nurjanah, 2001 ).
2.  Tahap Kerja
Sebagian besar perawat melaksanakan  komunikasi terapeutik. Dengan adanya perawat yang belum  melaksanaan komunikasi terapeutik pada tahap ini memungkinkan hubungan terapeutik belum terwujud, kegiatan pada tahap ini diantaranya tidak memberikan kesempatan klien untuk bertanya. Sehingga dapat  menghambat pekerjaan perawat  dalam menyelesaikan masalah klien (Nursalam, 2002 ). 
3. Tahap Terminasi
Sebagian besar perawat melaksanakan komunikasi terapeutik pada tahap terminasi. Respon klien sangat dipengaruhi oleh kemampuan perawat untuk terbuka, sensitif, empati dan responsif pada perubahan kebutuhan klien. Tahap terminasi adalah saat untuk mengubah perasaan dan memori serta mengevaluasi kemajuan klien dan tujuan yang telah dicapai. Tingkatkepercayaan dan keintiman menjadi lebih tinggi, menggambarkan kualitas hubungan perawat dan klien ( Nurjanah,  2001 ).
            Analisis diskriptif responden tentang pelaksanaan komunikasi terapeutik  pada tahap terminasi menyatakan bahwa masih ada sebagian perawat yang belum menyimpulkan hasil wawncara, tidak memberikan reinforcemen positip kepada klien dan tidak merencanakan tindak lanjut dengan klien.  

2.2 Kepuasan Klien Tentang Komunikasi Terapeutik

Sebagian besar responden menyatakan puas tentang komunikasi terapeutik yang dilaksanakan perawat.  Adanya klien yang puas dan tidak puas menunjukkan adanya perbedaan persepsi dari masing-masing klien, karena masing-masing klien memiliki harapan yang berbeda satu sama lain. Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang (Hafizzurahman. 2004 ). 

A.    Hubungan Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik  Dengan Kepuasan

Hasil analisis didapatkan ada hubungan bermakna antara pelaksanaan komunikasi terapeutik dengan kepuasan.
Hasil X 2 = 12.627 berdasarkan level segnifikan 0.05 yang dinyatakan dalam tabel chi-square dengan df = 1 adalah =  3.841 dan  nilai  p-Value= 0,000. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien ( Purwanto H, 1998 ).  tingkat kepuasan  adalah suatu tingkat perasaan klien yang timbul akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperolehnya setelah klien membandingkan dengan apa yang diharapkan ( Arwani, 2003 ) .


Menurut hasil penelitian ini, walaupun klien cenderung merasa puas terhadap aspek komunikasi yang dilakukan oleh perawat yang dinilainya namun perlu di berikan solusi bagi perawat yang belum melaksankan komunikasi terpeutik saat berinteraksi dan menerapkan pola komunikasi yang efektif saat melakukan tindakan keperawatan karena mempengaruhi pelayanan keperawatan yang diterima klien selama dirawat .

B.     Hubungan Pelaksanaan Dengan Tingkat Kepuasan Tentang Komunikasi Terapeutik Pada Tahap Orientasi

Hasil analisis didapatkan ada hubungan bermakna antara pelaksanaan komunikasi terapeutik pada orientasi dengan kepuasan. Hasil X2 = 9.576 berdasarkan level segnifikan 0.05 yang dinyatakan dalam tabel chi-square dengan df = 1 adalah =  3.841 dan  nilai  p-Value= 0,002. 
Dalam tahap ini perawat memperkenalkan dirinya, peran yang diharapkan klien, tanggung jawab perawat dan klien ( Stuart and Sunden 1998 ) . Klien yang datang  ke IGD adalah klien yang sedang mengalami masalah kesehatanya  dan  dalam kondisi ini klien sangat sulit untuk diajak berkomunkasi, tetapi perawat harus tetap berusaha untuk tetap berkomunikasi dengan klien dan pada tahap ini yang dilakukan adalah mengucapkan salam, menjelaskan waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan serta menjelasakan tujuan dan tindakan yang akan dilakukan. Perawat dapat melakukan kegiatan memperkenalkan diri, peran dan tanggung jawabnya  setelah klien merasa nyaman. 

C.        Hubungan Pelaksanaan Dengan Tingkat Kepuasan Tentang Komunikasi Terapeutik Pada Tahap Kerja

Hasil analisis didapatkan ada hubungan bermakna antara pelaksanaan komunikasi terapeutik  pada tahap kerja dengan kepuasan.Hasil X 2 = 5.197  berdasarkan level segnifikan 0.05 yang dinyatakan dalam tabel chi-square dengan df = 1 adalah =  3.841 nilai  p-Value= 0,023.
Pada tahap ini dimana perawat melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan dan menolong klien dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dialami, meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab terhadap diri klien ( Stuart and Sunden. 1998 ) .

D.    Hubungan Pelaksanaan Dengan Tingkat Kepuasan Tentang Komunikasi Terapeutik Pada Tahap Terminasi.

Hasil analisis didapatkan ada hubungan bermakna antara pelaksanaan komunikasi terapeutik pada tahap terminasi dengan kepuasan. Hasil  X 2 = 10.016  berdasarkan level segnifikan 0.05 yang dinyatakan dalam tabel chi-square dengan df = 1 adalah =  3.841. dan  nilai  p-Value= 0,002  
Pada tahap terminasi, perawat menghentikan interaksi sementara maupun interkasi akhir dengan klien dan tugas perawat adalah mengevaluasi kegiatan kerja yang telah dilakukan dan merencanakan tindak lanjut dengan klien serta mengakhiri terminasi dengan baik ( Stuart and Sunden. 1998 ) . Setelah dilakukan kegiatan–kegiatan pada tahap sebelumnya perawat mengajak klien berdiskusi untuk menindak lanjuti kegiatan selanjutnya, apakah klien masuk ruang rawat inap, berobat jalan atau kontrol ke poly spesialis, dibolehkan pulang ataupun pindah ke Rumah Sakit lain atas permintaan dari pihak keluarga klien. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan perawat adalah menyimpulkan hasil kegiatan sebelumnaya, merencakan tindak lanjut selanjutnya dan  mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik. 













BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hubungan antara perawat dan klien  yang terapeutik bisa terwujud dengan adanya interaksi yang terapeutik antar keduanya, interaksi  tersebut harus dilakukan sesuai dengan tahapan – tahapan baku interaksi Pelayanan kesehatan menggunakan komunikasi yang langsung seperti  pelayanan kesehatan.
Kepuasan Klien Tentang Komunikasi Terapeutik :
a.       Hubungan Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik  Dengan Kepuasan
b.      Hubungan Pelaksanaan Dengan Tingkat Kepuasan Tentang Komunikasi Terapeutik Pada Tahap Orientasi
c.       Hubungan Pelaksanaan Dengan Tingkat Kepuasan Tentang Komunikasi Terapeutik Pada Tahap Kerja
d.      Hubungan Pelaksanaan Dengan Tingkat Kepuasan Tentang Komunikasi Terapeutik Pada Tahap Terminasi.













DAFTAR  PUSTAKA

1. Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori dan Praktek,
UPT Universitas  Muhamadiyah Malang. 2008.
2. Ari Kunto. S. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Perawat, Rineke  Cipta,
Jakarta. 2002.
3. Hafizzuraman. S. Pengukuran Kepuasan Suatu Institusi Kesehatan Jurnal
MajalahKedokteran Indonesia Volume 54. 2004.
4. Kariyo, Pengantar Komunikasi Bagi Siswa Perawat, EGC.       Jakarta.1998.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar