Kamis, 31 Oktober 2013

KEBUTUHAN GIZI ANAK USIA DINI



BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Gizi merupakan salah satu bagian terpenting yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, terutama bagi anak usia sekolah. Dikarenakan Pada masa ini adalah masa pertumbuhan yang dikategorikan cepat sangat aktif bagi anak-anak terutama pada masa belajar, kerja otak yang baik  seharus mendapat makanan yang bergizi dalam kuantitas dan kualitas yang tepat.

Namun Faktanya, dijumpai adanya masalah gizi kurang pada anak sekolah, lingkungan fisik yang buruk dengan sanitasi lingkungan dan sosial ekonomi yang jelek, yang kurang menguntungkan bagi pertumbuhan anak yang optimal.diperberat lagi dengan perilaku keluarga yang tidak membiasakan memberi makan kepada anak sebelum berangkat sekolah (Kodyat, 1995).

1.2 Tujuan
            Tujuan dalam pembuatan makalah tentang kebutuhan gizi anak usia sekolah meliputi dua bagian yaitu:
1.2.1                    Tujuan umum :
-          Menambah wawasan tentang kebutuhan gizi anak usia sekolah
-          Memberikan penjelasan pengertian akan anak usia sekolah, Permasalahan akan kekurangan gizi bagi anak usia dini, upaya peningkatan gizi anak disekolah
-          Menjadikan makalah ini sebagai sumber referensi bacaan
1.2.2             Tujuan khusus :
-          Memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah ilmu gizi







BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian anak usia sekolah
UU no 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO yang dikatakan masuk usia anak adalah sebelum usia 18 tahun dan yang belum menikah. American Academic of Pediatric tahun 1998 memberikan rekomendasi yang lain tentang batasan usia anak yaitu mulai dari fetus (janin) hingga usia 21 tahun. Batas usia anak tersebut ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak, dan karakteristik kesehatannya.

Pembagian golongannya:
1. Taman kanak-kanak (pra sekolah usia 4-6 tahun)
2. Sekolah dasar 7-12 tahun
3. Remaja 13-18 tahun

2.2 Anak usia Sekolah

Cirinya :

1.       masa pertumbuhan masih yang cepat
2.        sangat aktif.
3.        masa belajar : kerja otak
4.       HARUS mendapat makanan yang bergizi dalam kuantitas dan kualitas yang tepat.

Faktanya, dijumpai adanya masalah gizi kurang pada anak sekolah, lingkungan fisik yang buruk dengan sanitasi lingkungan dan sosial ekonomi yang jelek, yang kurang menguntungkan bagi pertumbuhan anak yang optimal.diperberat lagi dengan perilaku keluarga yang tidak membiasakan memberi makan kepada anak sebelum berangkat sekolah (Kodyat, 1995).

Pertumbuhan dan Perkembangan anak usia Sekolah Dasar:

  1. jasmani : Periode ini disebut periode memanjang secara fisik fungsi organ otak mulai terbentuk mantap sehingga perkembangan kecerdasannya cukup pesat.
  2. Jiwani : Anak mulai banyak melihat dan bertanya, fantasinya berkurang karena melihat kenyataan, ingatan kuat daya kritis mulai tumbuh, ingin berinisiatif dan bertanggung jawab.
  3. Rohani : Anak mulai memasukkan dalam pikirannya tentang Tuhan mulai memisahkan konsep pikiran tentang Tuhan dengan orangtuanya.
  4. Sosial : Kegiatan anak mulai berkelompok dan mengarah pada tujuan tetapi masih egosentris, kegiatannya hanya satu jenis dan mulai membuat  "Gang" dengan kompetisi tinggi.

Masalah Kesehatan Anak Usia SD kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku, dan gangguan belajar. akan dapat menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah

2.3 Permasalahan Kesehatan Anak Usia Sekolah

1. Penyakit Menular Pada Anak Sekolah:

• Penyakit yang cukup mengganggu dan berpotensi mengakibatkan keadaan bahaya hingga mengancam jiwa
• Sekolah adalah merupakan tempat yang paling penting sebagai sumber penularan penyakit infeksi pada anak sekolah.
• Penyakit menular tsb adalah: Demam Berdarah Dengue, Infeksi Tangan Mulut, Campak, Rubela (campak jerman), Cacar Air, Gondong dan infeksi mata (Konjungtivitis Virus).

2. Penyakit Non Infeksi pada Anak Sekolah

a. Alergi Pada Anak Sekolah
b. Infeksi Parasit Cacing:

1.  prevalensi penyakit cacingan sebesar 60-70%. kasus infeksi cacing gelang (Ascaris
lumbricoides) sekitar 25 - 35 persen dan cacing cambuk (Trichuris trichiura) 65 - 75 persen.
2. Resiko tertinggi terutama kelompok anak yang mempunyai kebiasaan defekasi di saluran air terbuka dan sekitar rumah, makan tanpa cuci tangan, dan bermain-maindi tanah yang tercemar telur cacing tanpa alas kaki.

c. Gangguan Pertumbuhan

 Sering disebut gagal tumbuh atau “Failure to thrive” Penyebab yang paling sering adalah:
  1.  ketidaknormalan pada sistem saluran cerna, diantaranya adalah malbsorbsi atau gangguan enzim pencernaan sehingga intake tidak edekuat.
  2. Infeksi: HIV,TBC, Infeksi saluran kencing

Penyebab yang agak jarang adalah
  1.  Ketidaknormalan kromosom seperti Down syndrome dan Turner's syndrome ,
  2.  Gangguan sistem organ besar (mayor) seperti jantung, ginjal, otak dan lainnya,
  3. Ketidaknormalan sistem hormon (kekurangan hormone tiroid, kekurangan hormon pertumbuhan, hormone Pituitary, Diabetes, adrenal),
  4. Kerusakan otak atau susunan saraf pusat, akan menyebabkan gangguan kesulitan makan dll
2.4 Imunisasi Anak Usia Sekolah

Menurut Departemen Kesehatan Indonesia dan Ikatan Dokter Anak Indonesia, imunisasi wajib yang harus diberikan untuk anak usia sekolah adalah:
  1.  DPT dan Polio untuk anak kelas 1 SD,
  2.  DT dan TT untuk anak kelas VI dan
  3. polio ulang saat anak usia 16 tahun dan imunisasi campak ulang pada kelas 1 bila belum mendapatklan imunisasi MMR.
  4. Bila sebelum usia sekolah belum melakukan imunisasi, program imunisasi yang tidak wajib tetapi dianjurkan adalah: imunisasi tifus, influenza, pneumokok, hepatitis A, MMR dan cacar air.
GDH - Suyatno 16

A.    Keadaan Gizi Anak SD :

  1. 30-35 % anak sekolah tumbuh di bawah baku yang ada (MITRA, Satoto, 1997)
  2. 23,7 % yang memiliki Hb<11,5 dan 34,2 %
  3. memiliki Hb < 12 (Purwanti, 1999).
GDH - Suyatno 17

Anak Sekolah dengan Gizi Kurang:

  1. kurang bergairah,
  2. tertinggal dalam belajar,
  3. kurang gesit dalam bergaul dan
  4. kurang tanggap atas lingkungan (Roedjito,1989).
  5. rendah pula indeks prestasinya (Lamid, dkk. 1990)
GDH - Suyatno 18

Upaya yang Diperlukan :
  1. Miningkatkan Status Gizi dengan PMT-AS
  2.  Memberikan obat cacing secara rutin
  3. Membiasakan sarapan pagi
GDH - Suyatno 19

2.5 Upaya Peningkatan Gizi dan Kesehatan Anak di Sekolah

WHO telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health Promoting School, melalui upaya promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitative yang berkualitas adalah :
_ Promotif dan Pencegahan
_ Pemberian nutrisi yang baik dan benar (PMT, Sarapan dll)
_ Perilaku hidup sehat jasmani dan rohani
_ Deteksi dini dan pencegahan penyakit menular
_ Deteksi dini gangguan penyakit kronis pada anak sekolah
_ Deteksi dini gangguan pertumbuhan anak usia sekolah
_ Deteksi dini gangguan perilaku dan gangguan belajar
_ Imunisasi anak sekolah
_ Kuratif dan rehabilitasi
_ Penganan pertama kegawat daruratan di sekolah
_ Pengananan pertama kecelakaan di sekolah
_ Keterlibatan guru dalam penanganan anak dengan
gangguan perilaku dan gangguan belajar
GDH - Suyatno 20

2.6 Upaya Peningkatan Pola Makan Anak Sekolah:

Makanan anak sekolah perlu mendapatkan perhatian mengingat masih dalam masa
pertumbuhan, maka keseimbangan gizinya harus dipertahankan supaya tetap sehat.
  1. Kebutuhan kalori ditentukan berat badan, usia dan aktivitas anak.
  2. Anak laki2 pada usia 10-12 tahun membutuhkan energi sekitar 200 kkal, sedangkan anak perempuan membutuhkan sekitar 1900 kkal.
  3. Kebutuhan energi untuk anak 7-9 tahun membutuhkan sekitar 1800 kkal dan anak usia taman kanak2 (4-6tahun) membutuhkan sekitar 1600 kkal.
GDH - Suyatno 21

2.7  Pola Makan Usia Taman Kanak-Kanak

  1. anak sudah mempunyai sifat konsumen aktif, yaitu mereka sudah bisa memilih makanan yang disukainya.
  2. Perlu ditanamkan kebiasaan makan dengan gizi yang baik pada usia dini dan di sekolah diarahkan pula oleh gurunya dengan praktik mengkonsumsi makanan yang sehat secara rutin.
  3. Program makan bersama di sekolah sangat baik dilaksanakan karena ini merupakan modal dasar bagi pengertian anak supaya mereka mau diarahkan pada pola makan dengan gizi yang baik.
GDH - Suyatno 22

2.8 Pola Makan Anak Usia SD usia 7-9 tahun dan 10-12 tahun

  1. Pada usia 7-9 tahun anak pandai menentukan makanan yang disukai krn sudah kenal lingkungan.
  2. Banyak anak menyukai makanan jajanan yang hanya mengandung karbohidrat dan garam yang hanya akan membuat cepat kenyang dan bisa mengganggu napsu makan anak
  3. Perlu pengawasan supaya tidak salah memilih makanan karena pengaruh lingkungan.
  4. Pada anak usia 10-12 tahun kebutuhan sudah harus dibagi dalam jenis kelaminnya:
a.       anak laki2 lebih banyak aktivitas fisik sehingga memerlukan energi yang lebih banyak dibandingkan anak perempuan.
b.      anak perempuan sudah mengalami masa haid sehingga memerlukan lebih banyak protein, zat besi dari usia sebelumnya.
  1. Perlu diperhatikan pula adalah pentingnya sarapan pagi supaya konsentrasi belajar tidak terganggu.
GDH - Suyatno 23






29. Pemberian Makanan Tambahan

Pemerintah pernah melakukan Program PMT-AS secara Nasional tetapi di era otonomi tidak semua daerah ada.

  1. PMT Mandiri bisa dilakukan melalui kerjasama sekolah dan orang tua Keuntungan :
a.       anak tidak sembarangan jajan
b.      anak sudah ada jaminan makanan di sekolah.
c.       akan lebih murah dibanding anak jajan di luar disekolah yang tidak ada jaminan gizi dan kebersihan. meringankan tugas ibu dalam memberi bekal makanan pada anaknya. dapat dikenalkan berbagai jenis bahan makanan yang mungkin tidak disukai anak ketika disajikan dirumah, sehingga anak dapat mengenal aneka bahan pangan.
d.       status gizi anak menjadi lebih baik, diharapkan dapat meningkatkan konsentrasi dan prestasi belajar
































BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Upaya Peningkatan Gizi dan Kesehatan Anak di Sekolah

WHO telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health Promoting School, melalui upaya promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitative yang berkualitas adalah, Promotif dan Pencegahan, Pemberian nutrisi yang baik dan benar (PMT, Sarapan dll), Perilaku hidup sehat jasmani dan rohani, Deteksi dini dan pencegahan penyakit menular, Deteksi dini gangguan penyakit kronis pada anak sekolah, Deteksi dini gangguan pertumbuhan anak usia sekolah, Deteksi dini gangguan perilaku dan gangguan belajar, Imunisasi anak sekolah, Kuratif dan rehabilitasi, Penganan pertama kegawat daruratan di sekolah, Pengananan pertama kecelakaan di sekolah, Keterlibatan guru dalam penanganan anak dengan gangguan perilaku dan gangguan belajar















DAFTAR PUSTAKA

Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Suyatno, Ir., MKes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar