Jumat, 03 Mei 2013

Makalah Malaria


MAKALAH MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI
MALARIA


                 Disusun oleh        :   Rudianto
                                       


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
TAHUN AJARAN 2012/2013

                            







KATA PENGANTAR

            Segala puji dan syukur kami haturkan atas keridhoan Allah SWT, Tuhan yang telah memberikan beragam nikmat-Nya kepada kita semua sehingga Alhamdulillah kami diberikan kelancaran dalam menulis makalah yang berjudul ”Malaria”
Tiada gading yang tak retak, begitupun dalam penulisan makalah ini tentu terdapat banyak kesalahan baik secara struktural penulisan maupun isi materi yang diuraikan didalamnya. Semua saran yang konstruktif sangat  saya harapkan demi perbaikan penulisan pada masa yang akan datang.

                                                          Lubuklinggau, 22 April

                                                                        Penyusun













DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................   i
KATA PENGANTAR.............................................................................................   ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................   iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ...................................................................................................   1
1.2 Tujuan ................................................................................................................   2         
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Malaria                                                                                                3
2.2 Keluhan dan gejala                                                                                               3
2.3 Pemeriksaan penunjang diagnostik malaria........................................................   6
2.4 Etiologi ..............................................................................................................   6
2.5 Cara Mencegah ..................................................................................................   7
2.6 Cara Pengobatan  ..............................................................................................   8
2.7 Prognosis............................................................................................................   8
BAB III PENUTUP                          
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................    9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 10


 


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penyakit malaria di Indonesia sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi, terutama di daerah Indonesia bagian timur. Di daerah trasmigrasi dimana terdapat campuran penduduk yang berasal dari daerah yang endemis dan tidak endemis malaria, di daerah endemis malaria masih sering terjadi letusan kejadian luar biasa (KLB) malaria Oleh karena kejadian luar biasa ini menyebabkan insiden rate penyakit malaria masih tinggi di daerah tersebut.
Malaria merupakan penyakit global yang paling sering terjadi di daerah tropis, tetapi penularannya juga dapat terjadi didaerah beriklim sedang. Pada abad ke-19 dan ke-20 awal, spesies Plasmodium secara luas terdistribusi di Amerika. Distribusi ini termasuk Amerika Serikat Selatan, Mississippi River Valley, dan Minnesota dan Michigan. Sekarang, parasit Plasmodium menyebabkan lebih dari 100 juta kasus malaria per tahun terutama didaerah tropis. Hasil yang diperkirakan dari 1-2.000.000 kematian per tahun, banyak dari mereka adalah anak-anak. Bahkan, lebih besar dari 90% kejadian malaria mengancam jiwa anak-anak. Distribusi dari vektor nyamuk dan prevalensi penyakit dalam suatu populasi merupakan factor utama yang menentukan distribusi parasit Plasmodium. Daerah yang penuh dengan nyamuk, seperti rawa-rawa, telah lama memiliki hubungan dengan tingginya angka serangan malaria. Lingkungan yang mendukung seperti genangan air menyebabkan munculnya sarang nyamuk. Saat ini, yang merupakan daerah endemik antara lain Karibia, Amerika Selatan bagian utara, Amerika Tengah, Afrika, India, Australia, Asia Tenggara, dan Asia kepulauan Pasifik. Malaria juga terjadi secara sporadik di daerah non endemik, dalam banyak kasus berupa penyakit laten. Penyakit malaria yang kambuh disebabkan oleh reaktivasi fase laten hipnozoit P vivax dan P ovale (Wilson, 2001).
Dewasa ini upaya pemberantasan penyakit malaria dilakukan melalui, pemberantasan vektor penyebab malaria (nyamuk Anopheles) dan dilanjutkan dengan melakukan pengobatan kepada mereka yang diduga menderita malaria atau pengobatan juga sangat perlu diberikan pada penderita malaria yang terbukti positif secara laboratorium. Dalam hal pemberantasan malaria selain dengan pengobatan langsung juga sering dilakukan dengan jalan penyemprotan rumah dan lingkungan sekeliling rumah dengan racun serangga, untuk membunuh nyamuk dewasa upaya lain juga dilakukan untuk memberantas larva nyamuk.


1.2 Tujuan

Tujuan dalam pembuatan makalah tentang malaria meliputi dua bagian yaitu:
1.2.1                    Tujuan umum :
-          Menambah wawasan tentang penyakit malaria
-          Memberikan penjelasan pengertian, etiologi, cara pencegahan dll
-          Menjadikan makalah ini sebagai sumber referensi bacaan
1.2.2             Tujuan khusus :
-          Memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah Mikrobiologi dan parasitologi
















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia, dan splenomegali. Dapat berlangsung akut ataupun kronik. Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat. Sejenis infeksi parasit yang menyerupai malaria ialah infeksi babesiosa yang menyebabkan babeosis.
Plasmodium yang sering dijumpai adalah Plasmodium vivax yang menyebabkan malaria tertiana (Benign Malaria) dan Plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika (Malignan Malaria). Plasmodium malariae pernah juga dijuumpai pada suatu kasus, tetapi sangat jarang. Plasmodium ovale pernah dilaporkEan dijumpai di Irian Jaya, pulau Timor, pulau Owi (utaraIrianJaya).

2.2. Keluhan Dan Gejala
Manifestasi klinik malaria tergantung pada imunitas penderita, tingginya transmisi infeksi malaria, berat atau ringannya infeksi dipengaruhi oleh jenis Plasmodium (P. falciparum sering memberikan komplikasi), daerah asal infeksi (pola resistensi terhadap pengobatan), umur (usia lanjut dan bayi sering lebih berat), ada dugaan konstitusi genetik, keadaan kesehatan dan nutrisi, kemoprofilaktis dan pengobatan sebelumnya.
Ada 4 jenis plasmodium yaitu, P. vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan malaria tertiana/vivax, P. falciparum, memberikan banyak komplikasi dan mempunyai perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan menyebabkan malaria tropika/falciparum, P. malariae, cukup jarang namun dapat menimbulkan sindroma nefrotik dan menyebabkan malaria kuartana/malariae dan P. ovale dijumpai pada daerah Afrika dan Pasifik barat, memberikan infeksi yang paling ringan dan sering sembuh spontan tanpa pengobatan, menyebabkan malaria ovale



a. Manifestasi Umum Malaria
Malaria mempunyai gambaran karakteristik demam periodik, anemia, dan splenomegali. Masa inkubasi bervariasi pada masing-masing plasmodium. Keluhan prodromal dapat terjadi sebelum terjadinya demam berupa kelesuan, malaise, sakit kepala, sakit belakang, merasa dingin di punggung, nyeri sendi dan tulang, demam ringan, anoreksia, perut tidak enak, diare ringan dan kadang-kadang dingin Keluhan prodromal sering terjadi pada P. vivax dan ovale, sedangkan pada P. falciparum dan malariae keluhan prodromal tidak jelas bahkan gejala dapat mendadak. Gejala yang klasik yaitu terjadinya “Trias Malaria” secara berurutan: periode dingin (15-60 menit): mulai menggigil, penderita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling terantuk, diikuti dengan meningkatnya temperature, diikuti dengan periode demam: penderita muka merah, nadi cepat, dan panas badan tetap tinggi beberapa jam, diikuti dengan keadaan berkeringat; kemudian periode berkeringat: penderita berkeringat banyak dan temperature turun, dan penderita merasa sehat. Trias malaria lebih sering terjadi pada infeksi P. vivax, pada P. falciparum menggigil dapat berlangsung berat ataupun tidak ada. Periode tidak panas berlangsung 12 jam pada P. falciparum, 36 jam pada P. vivax dan ovale, pada 60 jam pada P. malariae. Anemia merupakan gejala yang sering dijumpai pada infeksi malaria. Beberapa mekanisme terjadinya anemia ialah: pengrusakan eritrosit oleh parasit, hambatan eritropoiesis sementara, hemolisis oleh karena proses complemen mediated immune complex, eritrofagositosis, penghambatan pengeluaran retikulosit, dan pengaruh sitokin. Pembesaran limpa (splenomegali) sering dijumpai pada penderita malaria, limfa akan teraba setelah 3 hari dari serangan infeksi akut, limpa menjadi bengkak, nyeri dan hiperemis. Limfa merupakan organ yang penting dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi malaria, penelitian pada binatang percobaan limpa menghapuskan eritrosit yang terinfeksi melalui perubahan metabolisme, antigenic dan rheological dari eritrosit yang terinfeksi.

b. Manifestasi Klinik Malaria Non Falciparum
1.Manifestasi Klinis Malaria Tertiana/M. Vivax atau M.
Benigna Inkubasi 12-17 hari, kadang-kadang lebih panjang 12-20 hari. Pada hari-hari pertama panas irregular, kadang-kadang remiten atau intermiten, pada saat tersebut perasaan dingin atau menggigil jarang terjadi. pada akhir minggu tipe panas menjadi intermiten dan periodic setiap 48 jam dengan gejala klasik Trias Malaria. Serangan paroksismal biasanya terjadi pada waktu sore hari. Kepadatan parasit mencapai maksimal dalam waktu 7-14 hari. Pada minggu kedua limpa mulai teraba. Parasitemia mulai menurun setelah 14 hari, limpa masih mebesar dan panas masih berlangsung, pada akhir minggu ke-5 panas mulai turun secara krisis. Pada malaria vivax manifestasi klinik dapat berlangsung secara berat tetapi kurang membahayakan. Limpa dapat membesar sampai derajat 4 atau 5 (ukuran Hackett). Malaria serebral jarang terjadi. Edema tungkai disebabkan karena hipoalbuminemia. Mortalitas malaria vivax rendah tetapi morbiditas tinggi karena seringnya terjadi relapse. Pada penderita yang seimune perlangsungan malaria vivax tidak spessifik dan ringan saja; parasitemia hanya rendah; serangan demam hanya pendek dan penyembuhan lebih cepat. Reistensi terhadap kloroquin pada malaria vivax juga dilaporkan di Irian Jaya dan didaerah lainnya. Relapse sering terjadi karena keluarnya bentuk hipnozoit yang tertinggal di hati pada saat status imun menurun.

2.Manifestasi Klinis Malaria Malariae/M. Quartana M.
Malaria banyak dijumpai didaerah Afrika, Amerika Latin, sebagian Asia. Penyebarannya tidak seluas P. vivax dan P. falciparum. Masa inkubasi 18-40 hari. Manifestasi klinik seperti pada malaria vivax hanya berlangsung lebih ringan. Anemia jarang terjadi, splenomegali sering dijumpai walaupun pembesaran ringan. Serangan paroksismal terjadi tiap 3-4 hari, biasanya pada waktu sore dan parasitemia sangat rendah <1%. 
Komplikasi jarang terjadi, syndrome nefrotik dilaporkan pada infeksi Plasmodium malariae pada anak-anak Afrika. Diduga komplikasi ginjal disebabkan oleh karena deposit kompleks immune pada glomerolus ginjal. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan Ig M bersama peningkatan titer antibodinya. Pada pemeriksaan dapat dijumpai edema, esites, proteinuria yang banyak, hipoproteinemia tanpa uremia dan hipertensi. Keadaan ini prognosisnya jelek. Respon terhadap pengobatan antimalaria tidak menolong, diet dengan kurang garam dan tinggi protein, dan diuretic boleh dicoba, steroid tidak berguna.

3. Manifestasi Klinis Malaria Ovale

Merupakan bentuk yang paling ringan dari semua jenis malaria. Masa inkubasi 11-16 hari, serangan paroksismal 3-4 hari terjadi malam hari dan jarang lebih dari 10 kali walaupun tanpa terapi. Apabila terjadi infeksi campuran dengan plasmodium lain, maka P.ovale tidak akan tampak di darah tepi tetapi plasmodium yang lain yang akan ditemukan. Gejala klinis hamper sama dengan malaria vivax, lebih ringan, pouncak panas lebih rendah dan perlangsungan lebih pendek, dan dapat sembuh spontan tanpa pengobatan. Serangan menggigil jarang terjadi dan splenomegali jarang sampai dapat diraba.
Manifestasi Malaria Tropika atau M. Falciparum  Malaria tropika merupakan bentuk yang paling berat diitandai dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemia sering dijumpai, dan sering terjadi komplikasi. Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria tropika mempunyai perlangsungan yang cepat dan parasitemia yang tinggi dan menyerang semua bentuk eritrosit. Gejala prodromal yang sering dijumpai yaitu sakit kepala, nyeri belakang atau tungkai, lesu, perasaan dingin, mual, muntah, dan diare. Parasit sulit ditemui pada penderita dengan pengobatan supresif. Panas biasanya ireguler dan tidak periodic, sering terjadi hiperpireksia dengan temperature di atas 40oC. gejala lain berupa konvulsi, pneumonia aspirasi dan banyak keringat walaupun temperature normal. Apabila infeksi memberat nadi cepat, nausea, muntah, diare menjadi berat dan diikuti kelainan paru (batuk). Splenomegali dijumpai lebih sering dari hepatomegali dan nyeri pada perabaan; dan hati membesar dapat disertai timbulnya ikterus. Kelainan urin dapat berupa albuminuria hialin dan Kristal yang granuler. Anemia lebih menonjol dengan leucopenia dan monositosis ( Sudoyo 2006 )

2.3 Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Malaria
Diagnosa malaria sering memerlukan anamnesa yang teppat tentang asal penderita apakah dari daerah endemic malaria, riwayat bepergian ke daerah malaria, riwayat pengobatan kuratif maupun preventif.
A.  Pemeriksaan Tetes Darah untuk Malaria
Pemeriksaan mikroskopik darah tepi untuk menemukan adanya parasit malaria sangat penting untuk menegakkan diagnosa. Pemeriksaan satu kali dengan hasil negatik tidak menyampingkan diagnosa malaria. Pemeriksaan darah tepi 3 kali dan hasil negative, maka diagnose malaria dapat dikesampingan adapun pemeriksaan darah tepi dapat dilakukan melalui ;
1. Tetesan preparat darah tebal
2. Tetesan darah tipis
3. Tes antigen: P-F test
4. Tes serologi
5. Pemeriksaan PCR ( Polimerase Chain Reaction )
Pemeriksaan ini dianggap sangat peka dengan teknologi amplifikasi DNA, waktu dipakai cukup cepat dan sensitivitas maupun spesifitasnya tinggi. Keunggulan tes ini walaupun jumlah parasit sangat sedikit dapat memberikan hasil positif. Tes ini baru dipakai sebagai sarana penelitian dan belum untuk pemeriksaan rutin. Yaitu pemeriksaan ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay)
2.4 Etiologi
            Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium, yang selain menginfeksi malaria juga menginfeksi binatang seperti golongan burung, reptile dan mamalia. Termasuk genus Plasmodium dari family plasmodidae. Plasmodium ini pada manusia menginfeksi eritrosit (sel darah merah) dan mengalami pembiakan aseksual dijaringan hati dan eritrosit. Pembiakan seksual terjadi pada tubuh nyamuk yaitu Anopheles betina. Nyamuk ini biasanya akan menggigit mulai pukul 18.00 sampai pukul 06.00.
Klasifikasi Ilmiah Plasmodium
Kingdom : Haemosporodia
Divisio : Nematoda
Subdivisio : Laveran
Kelas : Spotozoa
Ordo : Haemosporidia
Genus : Plasmodium
Species : P. falcifarum, P. ovale, P. malariae, P. vivax, dll

Klasifikasi Ilmiah Nyamuk Anopheles
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Superfamili : Culicoidea
Famili : Culicidae
Subfamili : Anophelinae
Genus : Anopheles

2.5 Cara Mencegah
Pemahaman tentang kebiasaan dan perilaku nyamuk Anopheles betina sanat berguna dalam pencegahan penyakit. Tempat-tempat rawa dan lingkungan mikro yang tenang dapat mendukung perkembangbiakan nyamuk Anopheles. Menghindari tempat yang dipenuhi nyamuk dan membersihkan tempat perindukan dapat mengurangi kemungkinan gigitan nyamuk.
Tindakan pencegahan untuk mengindarkan diri dari gigitan nyamuk yaitu dengan cara:
1.      Tidur dengan kelambu, sebaiknya dengan kelambu impregnated (dicelup peptisida: pemethrin atau deltamethrin)
2.      Menggunakan obat pembunuh nyamuk (mosquitoes repellents): gosok, spray, asap, elektrik
3.      Mencegah berada di alam bebas dimana nyamuk dapat menggigit atau harus memakai proteksi (baju lengan panjjang, kaos atau stocking). Nyamuk akan menggigit diantara jam 18.00 – 06.00. nyamuk jarang pada ketinggian di atas 2000 meter.
4.      Memproteksi tempat tinggal atau kamar tidur dari nyamuk dengan kawat anti-nyamuk
Vaksinasi terhadap malaria masih tetap dalam pengembangan. Hal yang menyulitkan adalah banyaknya antigen yang terdapat pada plasmodium selain pada masing-masing bentuk stadium pada daur plasmodium, yang paling berbahaya adalah P. falciparum sekarang baru diitujukan pada pembuatan vaksin untuk proteksi terhadap P. falciparum. Pada dasarnya ada 3 jenis vaksin yang dikembangkan yaitu vaksin sporozoit (bentuk intrahepatik),
vaksin terhadap bentuk aseksual dan vaksin transmission working untuk melawan bentuk gametosit. Vaksin dalam bentuk aseksual yang pernah dicoba ialah SPF-66 atau yang dikenal sebagai vaksin Patarroyo, yang pada penelitian akhir-akhir ini tidak dapat dibuktikan manfaatnya.

2.6 Cara Pengobatan
Dalam pengobatan malaria terapi antiplasmodium dan perawatan suportif sangat penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas. Klorokuin merupakan obat anti malaria yang efektif terhadap P. falciparum yang sensitive terhadap klorokuin. Keuntungannya tidak menyebabkan hipoglikemi dan tidak mengganggu kehamilan. Namun, dengan meluasnya resistensi terhadap klorokuin, maka obat ini sudah jarang dipakai untuk pengobatan malaria berat. Kona merupakan obat anti-malaria yang sangat efektif untuk semua jenis plasmodium dan dipilih sebagai obat utama untuk menangani malaria berat karena masih berefek kuat terhadap P.falciparum yang resisten terhadap klorokuin. Meskipun kina dapat digunakan pada masa kehamilan, tetapi dapat menyebabkan kontraksi uterus dan memberikan kontribusi untuk hipoglikemia ( Wilson 2001 )

2.7 Prognosis

Pada infeksi malaria hanya terjadi mortalitas bila mengalami malaria berat. Pada malaria berat, tergantung pada kecepatan penderita tiba di RS, kecepatan diagnose dan penanganan yang tepat. Walaupun demikian mortalitas penderita malaria berat di dunia masih cukup tinggi antara 15%-60% tergantung fasilitas pemberi pelayanan. Makin banyak jumlah komplikasi akan diikuti dengan peningkatan mortalitas, misalnya penderita dengan malaria serebral dengan hipoglikemi, peningkatan kreatinin, dan peningkatan bilirubin mortalitasnya lebih tinggi dari pada malaria serebral saja.

Prognosis untuk malaria nonfallciparum secara umum baik pada penderita yang responsive untuk melakukan terapi. Relaps P. ovale dan P. vivax dapat dihindari dengan terapi yang sesuai. P. malariae dapat ditangani dengan terapi yang baik sehingga tidak ada kontribusi untuk menyebabkan mortalitas dan morbiditas. Prognosis malaria falciparum, terutama untuk nonimun perlu berhati-hati. Kerusakan organ secara multisystem dapat meningkatkan angka morbilitas dan mortalitasyang tinggi ( Wilson 2001 )

BAB III
PENUTUP

3.I Kesimpulan

1.      Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah.
2.      Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium. ada 4 jenis plasmodium penyebab penyakit malaria yaitu Plasmodium vivax yang menyebabkan malaria tertiana (Benign Malaria) dan Plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika (Malignan Malaria). Plasmodium malariae, dan Plasmodium ovale.
3.      Dalam menginfeksi manusia, plasmodium membutuhkan vector yaitu nyamuk Anopheles.
4.      Gejala klasik yang ditimbulkan yaitu Trias Malaria, yang memiliki 3 stadium yaitu stadium diingin, stadium demam, dan stadium berkeringat.
5.      Manifestasi klinik malaria tergantung pada imunitas penderita, tingginya transmisi infeksi malaria, berat atau ringannya infeksi dipengaruhi oleh jenis Plasmodium.
6.      Pemeriksaan penunjang diagnostik dapat menggunakan PCR dan ELISA
7.      Pengobatan dapat dilakuukan dengan terapi dan perawatan suportif. Terjadinya komplikasi menyebabkan tingginya angka kesakitan dan angka kematian.
8.      Dapat dilakukan dengan mengontrol vector dan perlindungan terhadap tubuh dari gigitan nyamuk.
9.      Prognosis baik untuk malaria non falciparum








DAFTAR PUSTAKA

Cross, C. 2004. The Life Cycle of Anopheles Mosquitoes. http://malaria.welcoome.ac.uk/mosquito. diakses pada tanggal 28 Mei 2010.
Sudoyo, A. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Pusat penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI: Jakarta.
Wilson, R. 2001. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. The McGraw – Hill Companies, Inc united states of America.
http://en.wikipedia.org/wiki/anopheles
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/lifecycleofmalaria






Tidak ada komentar:

Posting Komentar